Kepedulian Professor Terhadap Objek Wisata

Dia bergelar guru besar atau sering kita menyebutnya dengan Profesor namun kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar tetap menjadi nomor satu dari  rutinitas dirinya yang begitu padat.  Pada hari sabtu, 20 Februari Professor. Dr. Darni. M Daod, MA bersama rekan yang lainnya menyempatkan langgkah untuk mengujungi objek wisata yang terdapat di kota sabang. Iring-iringan mobil ikut meramaikan jalanan menuju kilometer nol yang semula begitu sepi akan lalu lalang kendaraan. Mobil yang kunaiki berada pada posisi depan diantara tujuh unit mobil yang mengikuti perjalanan prof guna menjuju dimana batas darat Negara Indonesia dimulai.
Rasa letih selama menempuh perjalanan dari kota sabang ke tempat itu sedikit berkurang. Panorama alam yang indah serta udara yang begitu asri meneduhkan hati selama berada disana. Tiba – tiba sosok Professor yang semula begitu bahagia berada disini, kini keninggnya terlihat berkerut. Aku berpikir, gerangan apa yang dipikirnya oleh kandidat calon gubernur nomor urut tiga itu ?
Setelah ku amati dengan seksama ternyata atap monument itu telah rusak beberapa penyangga atap telah lapuh dimakan rayap , lantas professor turut perhatian terhadap yang satu ini dan mengatakan, “mengapa objek wisata yang terkenal ini tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah kota dan provinsi?” kegiatan kami sedari tadi asyik mengabadikan foto terhenti sejenak.
Tidak hanya itu, anehnya lagi pada salah satu dinding penyokong monument itu terlihat juga stiker salah satu kandidat calon gubernur aceh periode 2012-2015. Sangat merusak keindahan monument ini tentunya, lalu terpikir diantara kami  dan berkeinginan untuk menempelkan stiker professor di salah satu dinding. Namun professor dengan suara lantang meminta kepada kami untuk mengurunkan niat menempelkan stiker yang terdapat fotonya dan Dr. Ahmad Fauzi, M.A. “Jangan kalian rusak keindahan monument sejarah ini dengan menempelkan stiker foto diriku dan pak ahmad fauzi!” suara pak darni lantang kepada kami.
Setelah puas berada di monument sejarah itu, saya dan beberapa rekan bercakap-cakap dengan prof dan menanyakan apa yang akan dilakukannya kedepan untuk menambah keindahan objek wisata yang satu ini. Dengan sikap wibawanya itu pak darni berkata,  “Banyak  wisatawan mancanegara berkunjung ke aceh dan tidak lengkap perjalanan wisatanya bila tidak mengunjungi kilometer Nol oleh karena itu kita harus membenahi jalan menuju kemari dan gencar mempromasikan objek wisata ini,” kami termanggu mendengar ucapan pak darni.
Lembayung telah tiba, dan beberapa menit lagi sang muadzzin akan mengumandangkan azan. Pak darni menghimbau seluruh rombangan untuk kembali pulang guna mengerjakan sholat Ashar, dan kami pun berjanjak ke mobil guna menuju mushola terdekat untuk menunaikan perintah agama. [RNT]

Posted by Arsalan van de Meerakker on 06.23. Filed under . Ikuti Blog DARNI DAUD CENTER melalui RSS 2.0. You Kotak komentar ditutup sementara.